PERSIAPAN PASIEN UNTUK PERSALINAN WATER BIRTH

Pada perkembangan obstetrik modern hal yang terpenting yang harus dilakukan adalah proses humanisasi dalam persalinan dan kelahiran. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang difokuskan pada keluarga, otonomi pasien dan penanganan nyeri. Upaya ini merupakan suatu hal yang essensial bagi keamanan fetus dan neonatus1

The Royal College of Obstetricans and Gynecologist mempublikasikan suatu guideline, protokol yang disepakati, untuk mencegah komplikasi yang tidak terduga.2,3 Dengan demikian guide line merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki oleh penyedia layanan waterbirth. Guide line atau protokol yang ada merupakan acuan utama yang menjadi dasar dalam pendekatan kepada pasien dan keluarganya.

Beberapa penelitian yang ada, menunjukkan bahwa berendam dalam air selama waterbirth memberikan keuntungan yang signifikan pada luaran persalinan. Setiap maternity unit memiliki, mengembangkan policy penggunaan waterbirth, termasuk diantaranya yang sangat berhubungan dengan persiapan pasien dan kesiapan pasien adalah pemberian informasi tentang water birth. Penyedia layanan wajib memberikan pengarahan tentang proses persalinan sampai ibu mengerti dan memahaminya.2,3,4,5,6

Pemahaman mengenai faktor risiko yang akan dialami oleh ibu dan bayinya merupakan hal penting lainnya yang perlu diketahui, sehingga calon ibu benar-benar siap untuk melakukan persalinan water birth. Protokol persalinan merupakan suatu hal yang mutlak harus dimiliki untuk mencagah risiko dan komplikasi persalinan.6 Risiko pada ibu secara teoritis diantaranya ada kemungkinan air masuk ke aliran darah ibu. Secara teoritis risiko aspirasi air pada water birth terjadi kira-kira 95%. Risiko pada bayi merupakan suatu hal penting. Meskipun demikian, mayoritas ahli medis percaya bahwa situasi ini sangat jarang terjadi, sebab bayi-bayi tidak akan menghirup udara sampai bayi terpapar ke permukaan air.7,8

Pada tahun 1999 Gilbert,dkk mempublikasikan penelitiannya pada tahun 1996 dengan mengambil sampel sebanyak 4032 bayi yang lahir dalam air. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mortalitas perinatal secara bermakna tidak lebih tinggi daripada risiko persalinan konvensional.9

Pada protokol yang dibuat untuk persalinan water birth, Pemerintah Australia juga menegaskan agar segenap petugas kesehatan yang terlibat  bertanggung jawab pada setiap informasi yang diberikan pada setiap wanita calon pengguna tehnik water birth. Dimana data yang diberikan adalah data akurat dan terbaru yang sudah diinformasikan pada awal kehamilan .10 Hal ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan pasien dalam menjalani persalinan water birth oleh karena begitu banyak faktor risiko pada ibu dan bayi yang dapat dijadikan pertimbangan oleh pasien .7,8,9

Secara umum persiapan lain yang harus dipersiapkan oleh calon ibu tidak berbeda jauh dengan persiapan persalinan bagi ibu dan calon bayi yang dilahirkan secara normal. Situasi atau lingkungan yang kondusif bagi calon ibu selama persalinan waterbirth akan sangat mendukung keberhasilan program ini, oleh karena itu peran keluarga yang mendampingi merupakan hal penting yang perlu disiapkan sebelum persalinan. Demikian juga jenis sarana pendukung lainnya yang akan dipergunakan selama proses berlangsung sedapat mungkin dibicarakan sehingga calon ibu benar-benar merasakan kenyamanan selama  persalinan.11

SELEKSI PASIEN

Water birth umumnya diberikan pada wanita hamil aterm tanpa komplikasi.10,12

Syarat-syarat persalinan dengan water birth:
  1. Ibu hamil risiko rendah
  2. Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing dan kulit
  3. Tanda vital ibu dalam batas normal dan CTG bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi)
  4. Air hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai 4-5 cm
  5. Pasien menyetujui instruksi penolong, termasuk keluar dari kolam tempat berendam jika diperlukan

Kriteria/Indikasi 10, 13,14
  1. Merupakan pilihan ibu
  2. Kehamilan normal >/ 37 minggu
  3. Fetus tunggal presentasi kepala
  4. Tidak menggunakan obat-obat penenang
  5. Ketuban pecah spontan <24 jam
  6. Kriteria non klinik seperti staf dan peralatan
  7. Tidak ada komplikasi kehamilan seperti (Preeklamsia, gula darah yang tidak terkontrol, hipertensi, dll)
  8. Denyut jantung normal
  9. Cairan amnion jernih
  10. Persalianan spontan atau setelah menggunakan misoprostaol atau pitocin
  11. Tidak ada perdarahan.. Kehilangan darah pada persalinan ini sukar dinilai terutama diakibatkan oleh penolong yang kurang berpengalaman pada persalinan dengan tehnik ini. Banyak penyedia layanan ini lebih menyukai melahirkan placenta di luar kolam.

Kontraindikasi 10,13,16
  1. Infeksi yang dapat ditularkan melalui kulit dan darah
  2. Infeksi dan demam pada ibu
  3. Herper genitalis. Herpes sangat mudah ditularkan lewat air.
  4. Denyut jantung abnormal
  5. Perdarahan pervaginan abnormal
  6. HIV, Hepatitis
  7. Makrosomia
  8. Mekoneum. Meconeum yang ringan atau sedang dapat dikatakan normal ada pada persalinan. Jika meconeum tampak pada air, hendaknya petugas segera membersihkannya atau membantu pasien keluar darri kolam water birth.
  9. Bayi dalam posisi sungsang
  10. Bayi kembar
  11. Bayi yang sudah diperkirakan lahir secara prematur ( 2 minggu atau lebih sebelum waktu persalinan)
  12. Kondisi yang memerlukan monitoring secara terus menerus kecuali terdapat suatu kondisi dimana tersedia waterproof tranducers.

ASPEK TEHNIS WATER BIRTH

Penyediaan sarana dan prasarana water birth pada umumnya dapat disesuaikan dengan tempat water birth akan dilaksanakan. Klinik, rumah sakit bahkan di rumah tinggal pun dapat dilaksanakan asalkan tetap memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku dan terutama guide line pelaksanaan dan pemeliharaan sarana prasarana tersebut. Berdasarkan hal tersebut secara tehnis pengadaan water birth dibagi menjadi sarana yang harus dimiliki dan sebaiknya dimiliki:16

Sarana yang mutlak harus dimiliki
  1. Kolam bersalin
  2. Pompa air : pompa air elektrik lebih cepat kerjanya dibandingkan pompa air tangan
  3. Pipa air: pilihlah pipa air yang cukup panjang agar dapat menjangkau sumber air dan kolam bersalin.
  4. Adaptor Faucet hose: pilihlah adaptor yang gampang dilepas dan tidak merupakaan rangkaian dari sirkuit lain
Sarana yang sebaiknya dimiliki:
  1. Debris removel Net dalam segala ukuran. Ketika bayi diangkat dari kolam ada kemungkinan feses keluar dari anus bayi dan masuk ke kolam . Gunakan debris removal net untuk mengambil dan membuang kotoran tersebut
  2. Adaptor pipa  bentuk “ Y” dan End Cap untuk penghubung antara adaptor Faucet dan pipa air.
  3. Hand-held Mirror. Sebagian besar wanita saat bersalinan  mulai mengejan dalam posisi taangan dan lutut. Posisi ini membuat ibu tidak bisa melihat bayinya saat kepala bayi dilahirkan. Dengan meletakkan cermin di bawah kaki ibu dan sinar kea rah cermin, ibu dapat melihat proses kelahiran bayi dengan mudah.
  4. Lampu yang bisa diletakkan didalam air untuk diarahkan pada cermin di atas sehingga ibu dapat melihat proses persalinan dengan mudah.
  5. Termometer dalam air . Perangkat ini sangat penting untuk melihat konstan atau tidaknya susu dalam kolam.
  6. Penghisap air yang submersible.pipa penghisap yang portable berarti pipa tersebut dapat digunakan  untuk mengeringkan kolam tanpa harus mencari sumber listrik..
  7. Sarung tangan sepanjang bahu. Sarung tangan sepanjang ini akan menjamin petugas agar dapat selalu kering saat mendengarkan jantung bayi, mengecek proses dilatasi dan memimpin persalinan.

Sebagai tambahan dari peralatan standar, beberapa peralatan di bawah juga sebaiknya tersedia di tempat layanan water birth:12
  1. Termometer ibu
  2. Doppler tahan air
  3. Pakaian kerja yang tahan air
  4. Sebuah alat yang dapat membantu ibu keluar dari kolam jika diperlukan
  5. Bantalan lutut, alas duduk, tempat duduk rendah dan birthing balls sebaiknya sebaiknya disediakan untuk menjamin kesehatan dan keamanan penyedia jasa water birth (Burn & Kitsinger 2001)
Tahun 1995, Alderdice dkk melakukan penelitian retrospektif pada 4494 persalinan dalam air yang dilakukan oleh bidan di Inggris dan daerah Wales. Mereka melaporkan 12 kematian bayi, 51 kasus kesakitan (infeksi saluran nafas). Namun peneliti menyimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti bahwa persalinan dalam air kurang aman jika dibandingkan persalinan konvensional20 Komite fetus dan newborn  American Academy of Pediatric 19 menyampaikan bahwa tingkat keamanan dan efektifitas bagi bayi dalam persalinan water birth belum dapat dipastikan. Sementara the British Paediatric Surveillance9 menyebutkan tentang kematian atau perlunya penanganan khusus pada bayi yang persalinannya dalam air dari tahun 1994-1996. Beberapa laporan kasus21 menyebutkan adanya sepsis pada bayi dari kolam water birth yang terkontaminan namun angka yang didapatkan belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Berdasarkan hal tersebut di atas  maka prosedur untuk menjaga kebersihan kolam water birth sangat perlu diperhatikan oleh setiap penyedia jasa water birth.. Berikut prosedur yang dikutip dari guide line pemerintah Australia untuk water birth:12 . .
  1. Pada  kolam portable bersihkanlah kolam dengan pembersih disposibel
  2. Sedangkan bagi yang mempergunakan  kolam mandi  spa yang digunakan sebaiknya  regimen pembersih seperti jets, pipa penghisap, pipa dan penyaring. Kolam dijaga tetap kering dan bersih dengan menggunakan cairan chlorine setiap kali habis digunakan.
  3. Cairan pembersih yang dipakai adalah cairan yang biasa digunakan di rumah sakit ataupun yang telah mendapat persetujuan oleh organisasi setempat.
  4. Kolam mandi sebaiknya dikeringkan dibawah udara kering.
  5. Kolam mandi sebelum digunakan kembali sebaiknya dibersihkan lagi.
  6. Pemeliharaan dilakukan dengan rutin.
  7. Dilakukan testing dengan Legionella test untuk persediaan air rumah sakit dimana test kuman ini juga disesuaikan dengan rekomendasi pemerintah setempat.
Kontroversi penggunaan waterbirth hingga menginjak abad ke 20 atau hampir 3 abad dari metode ini mulai ditulis dan dikenal (tahun 1723) tidak lepas dari berbagai ragam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti di berbagai Negara. Kenyataannya metode ini semakin meluas dan populer di masyarakat. Penggunaan analgesia selama persalinan yang rendah dan kenyamanan yang diperoleh oleh ibu selama persalinan merupakan daya tarik yang kuat bagi penyedia dan calon pemakai jasa water birth. Perbaikan mutu  dan standarisasi pelayanan sesuai dengan guide line yang ada merupakan kunci dari keamanan dan kenyamanan tehnik ini. Oleh karena itu penelitian-penelitiaan sebaiknya terus dilakukan guna mendapatkan tehnik dan guide line terbaik dari persalinan water birth. Penelitian yang sahih tentunya sangat didukung oleh metode penelitian yang baik dan terkontrol. Semoga ke depan dengan makin banyaknya penelitian-penelitian yang randomized dan terkontrol yang ada mampu meningkatkan penilaian ilmiah terhadap tehnik water birth dan pada akhirnya water bith dapat menjadi salah satu metode persalinan terbaik yang diyakini dan dicari oleh masyarakat.(Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes )

References

1. Grunebaum A, Chervenak Fa. In the baby or the bathwater: which one should be discarded?J. Perinatat.Med 2004; 32:306-7
2. Alfirevic,Z,et al. Immersion in water during labour and birth (Royal college of obstetricians and gynaecologist/Royal college of midwives joint statement no.1).2006;{5 screen}.. Available  from: URL: http:/www.rcm.org.uk/info/docs/RCOG_RCM_Birth Accessed: May 12,2009
3. Duley, L.M.M. Birth in Water (RCOG Statement no.1).2001:{3 screens}. Available from: URL: http://www.birthbalance.com/stories/serenity.pdf. Accessed: May 12,2009
4. Palmer, J. In water during labour and birth. 2001; {4 screens}. Available from: URL: http://www.mybirthdesign.com/.Accesed: May 13,2009
5. Chapman,B. Water birth protocol: Five North Island hospital in NeW Zealand. College of midwives Journal.2004; 30:20-4
6. Singh U, Schereiner A, Macdermott R, Johnston D, Seymour J, Garland D,et al.Guidelines for Water Birth within the midwifery led unit and at home (Dartford and Gravesham-NHS Trust).2006;{4 screen}. Available from: http//www.darentvalley hospital.nhs.uk. Accessed: May 13,2009
7. Parker PC, Boles RG. In pseudomonas otitis media and bacterimia following a water birth. Pediatrics 1997; 99:653-4
8. True about water risk and complications. 2006; {2 screen}. Availabel from: http://www.water birth risk often involve various problems with breathing.htm. Accessed: May 13,2009
9. Gilbert,RE, Tookey, P.A. In Perinatal mortality and morbidity among babies delivered in water: surveillance study and postal
10. Garland,D, Choo,YP, and birth –The royal college of midwives.2000;{4 screens}. Available from:URL: http://www.rcm.org.uk/info/docs/RCOG_RCM_Birth . Accesed: May 14,2009
12. Policy-First stage labour in water. Government of South Australia.2005;{9 screens}. Available from: http://www.health.sa.gov.au/ppg/portals/0/waterbirth_First_Stage_Labour_in_Water_Policy_December_2005.pdf. Accesed: May 14,2009
13. Guidelines for water at OHSU. Oregon health and sciences university water birth guidelines.2001;{1 screen}. Available from: URL: http://www.data.memberclicks.com/site/wi/OHSU_2001-guidelines.pdf. Accesed: mAY 14,2009.
14. Water birth – Wikipedia, the free encyclopedia (Wikipedia foundation,, INC). 2007; {8 screens}. Available from: URL: http:/www.enwikipedia.org/wiki/water_birth. Accessed: May 14,2009
15. Anonymus. Waterbirth guidelines.2009;{1 screen}. Available at: URL: http://www.yourwaterbirth.com/water-birth-pools-liners-c-1.html.Accessed: May 15 2009
16. Roberts D. In guidelines for the use of water during labour and in the event of deliveries. Liverpool womens hospital NHS trust. 2002;{4 screen}. Available at:URL: http://www. Accessed: May 14,2009
17. Burns E, Kitzinger S. Midwifery guidelines for use of water in labour. Oxford Centre for Health Care Research and Development, Oxford Brookes University, 2001
18. Garland D. Waterbirth-an attidute to care. Cheshire: Books for Midwives,1995
19. Batton, DG,et al. Underwater births. Pediatrics,2005; 115;5:1413-14
20. Alderdice F, Renfrew M, Marchant S,et al. Labour and birth in water in England and Wales. BMJ 1995;310:837
21. Vochem M, Vogt M, Daring G. Sepsis in a newborn due to pseudomonas aeruginosa from contaminated tub bath. BMJ 2001;345:378

Banyak Makan Ketika Hamil Berbahaya Bagi Janin

Banyak yang beranggapan ketika hamil perlu banyak makan karena untuk dua orang. Sebaiknya anggapan itu dihilangkan, karena ibu hamil yang terlalu banyak makan bisa berbahaya bagi bayi yang dikandung. Peneliti mengungkapkan ibu yang memiliki pemikiran makan untuk dua orang akan makan dalam porsi yang terlalu banyak selama kehamilan yang justru bisa meningkatkan risiko bayi memiliki IQ rendah, gangguan makan dan psikosis.

Kondisi ini akan membuat ibu mengalami kenaikan berat badan berlebih atau obesitas. Diketahui sekitar 1 dari 6 ibu hamil digolongkan obesitas dalam waktu 3 bulan pertama kehamilan, dan jumlahnya akan lebih banyak lagi dalam beberapa bulan berikutnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal internasional Obesity Review menganalisis beberapa temuan dari seluruh dunia mengenai dampak berat badan ini terhadap perkembangan anak.

Satu studi menemukan anak yang dilahirkan dari ibu yang obesitas memiliki nilai rata-rata IQ 5 poin lebih rendah, studi dari Swedia menemukan anak yang lahir dari ibu dengan kelebihan berat badan lebih mungkin menderita masalah defisit perhatian (attention deficit problems), sedangkan studi dari Australia menemukan setiap kelebihan 1 nilai BMI pada ibu hamil meningkatkan risiko gangguan makan pada anak.

Pada studi sebelumnya telah diketahui ibu yang obesitas saat hamil bisa meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, pembekuan darah, keguguran, melahirkan bayi gemuk, melahirkan secara caesar serta lapisan lemak yang menumpuk dapat membuat cacat serius pada bayi tidak terlihat saat di scan.

“Banyak perempuan yang masih percaya bahwa makan untuk dua orang (eating for two) adalah cara untuk memelihara bayi yang dikandung agar tetap terpenuhi gizinya, padahal kenyataannya itu bisa berbahaya terutama jika pola makannya sudah tidak masuk akal,” ujar Tam Fry dari National Obesity Forum, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (28/6/2011).

Tam Fry menuturkan ibu hamil hanya membutuhkan penambahan sekitar 200 kalori per hari di trimester terakhir. Jika asupan kalori yang dikonsumsi setiap harinya berlebih maka bisa memicu obesitas yang akan berdampak bagi ibu dan bayi yang dikandung.

Untuk itu diharapkan perempuan memiliki berat badan yang sehat sebelum kehamilan serta mengonsumsi makanan sehat dan seimbang selama kehamilan tanpa melakukan diet selama hamil. (detik)

Kenali 3 Tahap Persalinan Aman

Setelah menanti selama sembilan bulan, kini saat yang ditunggu-tunggu segera tiba: kelahiran bayi Anda. Meskipun sebagian besar perempuan merasa tidak siap dengan proses yang berat ini, sebenarnya tubuh perempuan sendiri sudah menunjukkan kesiapannya dengan beberapa tanda :

Menyiapkan ‘sarang’

    Fenomena ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Orang modern seperti kita sekalipun merasakan dorongan yang sama untuk membenahi rumah (dalam hal ini kamar dan keperluan bayi) menjelang saat kelahirannya tiba. Memilah dan mencuci pakaian bayi adalah salah satu contohnya.

Tidak bisa beristirahat

    Bisa jadi Anda gelisah, tidak bisa konsentrasi pada satu hal, atau mungkin sudah menyerah pada diri sendiri karena sulit tidur. Atau, mungkin saja Anda justru merasakan kesenangan yang luar biasa sehingga tak bisa tenang.

Kehilangan berat badan

    Jika berat badan tak lagi bertambah bahkan cenderung turun menjelang berakhirnya kehamilan, jangan cepat panik. Hal ini merupakan indikasi berkurangnya cairan ketuban yang menandakan waktu persalinan segera tiba.

Berkurangnya gerakan janin

    Ruang dalam tubuh Anda untuk pergerakan janin semakin terbatas, dan berkurangnya gerakan janin juga berarti ia sedang menempatkan diri dalam posisi yang tepat untuk keluar.

Nyeri dan sakit

    Meskipun selama kehamilan Anda tak pernah mengalami sakit punggung, menjelang saat persalinan Anda akan cenderung akan merasakannya. Atau, Anda mendadak merasa nyeri di bagian kaki atau perut.

Diare

    Meskipun terasa menjengkelkan bagi perempuan hamil untuk bolak-balik buang air besar, diare merupakan salah satu cara tubuh untuk membersihkan diri agar tak ada kotoran yang ikut keluar saat Anda mengejan.
Meskipun semua hal di atas juga dapat terjadi akibat faktor lain, satu hal yang tidak mungkin salah sebagai pertanda bahwa proses persalinan akan dimulai. Yaitu keluarnya lendir kental yang selama ini menutup mulut rahim. Mungkin warnanya akan bersemu merah akibat bercampur dengan darah.

Proses persalinan sendiri berlangsung dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, otot rahim berkontraksi, menarik mulut rahim dan membuatnya terbuka secara bertahap. Pada saat yang sama, kepala bayi turun perlahan-lahan ke dalam tulang panggul dan ikut mendorong pembukaan mulut rahim. Kontraksi ini umumnya terjadi 20-30 detik saja selama 30 menit, namun kerap periode inilah yang menimbulkan rasa sakit.

Umumnya dokter akan melakukan periksa dalam, dengan memasukkan jarinya ke mulut rahim Anda. Jika pembukaan sudah sempurna, kurang lebih selebar 10 cm, kontraksi menjadi lebih sering, lama dan kuat. Jika air ketuban mengalir keluar, itu pertanda Anda sudah boleh bersiap mengejan untuk mendorong bayi keluar.

Di tahap kedua, Anda sudah boleh mengejan, dan memang itulah yang pasti Anda inginkan. Kontraksi yang Anda rasakan merupakan pertanda kapan boleh mengejan dan kapan harus beristirahat. Manfaatkan kontraksi yang berlangsung selama kurang lebih 6 detik itu untuk mengejan, lalu saat kontraksi hilang, beristirahatlah. Jangan membuang-buang tenaga.

Jika Anda melahirkan untuk pertama kalinya, tahap ini bisa berlangsung cukup lama. Tapi pada kelahiran kedua dan seterusnya, biasanya tahap kedua ini lebih cepat dilewati. Pada tahap ini dokter mungkin melakukan sayatan di bagian perineum (antara vagina dan anus) untuk mempermudah proses dan menghindari robekan yang tidak perlu akibat desakan kepala bayi. Begitu kepala bayi Anda keluar dari vagina, Anda hanya perlu mendorong sedikit saja untuk mengeluarkan sisa tubuhnya. Tak perlu upaya terlalu keras seperti saat mengeluarkan bagian kepala.

Jangan terkejut dengan penampilan bayi Anda saat lahir. Selain terbungkus lendir, kulitnya pun mungkin berwarna keunguan dengan bagian kepala dan kelamin yang sepertinya terlalu besar untuk tubuh mungilnya. Dokter anak akan segera melakukan tes APGAR pada saat bayi baru lahir dan lima menit setelah kelahirannya.

Tahap terahir merupakan fase pengeluaran plasenta. Meskipun tidak terlalu terasa, rahim Anda tetap berkontraksi untuk melepaskan plasenta dan mendorongnya keluar. Selanjutnya, dokter akan menjahit luka dan perawat akan membantu membersihkan Anda. Selamat.

Aman dan Nyaman dengan Persalinan Dalam Air

Metode melahirkan normal dengan cara berendam di air hangat atau biasa disebut waterbirth semakin populer dan mulai menjadi tren persalinan. Selain mampu mereduksi rasa sakit, persalinan dengan cara ini akan memberikan kenyamanan dan tenaga lebih untuk mengejan pada ibu hamil.

Ibu hamil sebaiknya tidak tergesa-gesa mengambil keputusan memilih melahirkan dengan cara operasi karena jauh lebih baik melahirkan dengan cara normal atau melalui jalan lahir dibandingkan melahirkan dengan cara operasi.

Manfaat yang paling nyata melahirkan dengan cara normal adalah tidak rusaknya rahim akibat sobekan alat operasi, terlebih secara kosmetik kulit perut tidak ada bekas jahitan. Selain itu, manfaatnya juga baik bagi janin ketika melewati jalan rahim, secara alami ia mendapatkan bakteri yang dapat memberi kekebalan bagi janin tersebut.

MANFAAT PERSALINAN DALAM AIR
Metode persalinan dalam air ( Waterbirth ) ini memberikan manfaat lebih daripada persalinan normal pada umumnya, maupun operasi. Seperti di ungkapkan oleh spesialis kandungan dr. Rahman, Sp.Og persalinan dengan Waterbirth merupakan cara persalinan normal dengan berendam pada air hangat . Cara ini terbukti jauh lebih aman karena non operasi dan non obat obatan sehingga tanpa efek samping.

Persalinan Waterbirth memiliki mekanisme yang berbeda dengan persalinan normal. Waterbirth membutuhkan Bathtub waterbirth ( bak melahirkan dalam air) yang berisi air hangat. ”Dengan ibu berendam di air hangat, ia akan merasa lebih nyaman. Suhu air hangat pun telah disesuaikan dengan suhu air ketuban yaitu pada suhu sekitar 37˚ C dan steril tanpa kuman (telah melalui pengecekan kesehatan). Ditambah lagi dengan alunan musik, aromatheraphy dan ditemani dengan orang yang dikasihi situasi menjelang persalinan akan menjadi lebih rileks dan tenang bagi ibu hamil” ungkap dokter yang juga memiliki klinik bersalin Waterbirth ”Permata Hati” ini.

Di dalam air, ibu hamil bisa memilih posisi yang dirasa nyaman. Disinilah keuntungan Waterbirth. Pasien memiliki otonomi atau keleluasaan untuk memilih posisi yang dirasa paling nyaman. Ibu hamil bisa duduk dengan mengangkang atau meluruskan kakinya atau dengan cara jongkok maupun miring. Ketinggian air pun dipertimbangkan tidak sampai melewati leher.

Dokter muda ini menjelaskan, kondisi rileks menjelang persalinan akan menurunkan kadar hormon adrenalin, ibu tidak stress, sehingga sirkulasi darah ke rahim lancar dan lebih banyak. Kondisi ini akan meningkatkan jumlah oksigen ke bayi, dengan demikian bayi terlahir dengan kondisi lebih sehat.

Ia juga menuturkan dengan berendam dalam air hangat kulit kemaluan akan lebih elastis, maka robekan di jalan lahir akibat persalinan akan berkurang. Robekan jalan lahir inilah yang kerap menimbulkan rasa sakit pada persalinan. Dengan berendam dalam air, kulit lebih elastis, rasa sakit berkurang persalinan berjalan dengan lebih cepat karena korntraksi rahim akan menjadi lebih baik dan bayi yang dilahirkan pun akan lebih sehat.

Prosesi persalinan Waterbirth ini umumnya hanya memakan waktu dua jam dan ibu hamil tidak kehabisan energi saat melahirkan. Proses inilah yang menimbulkan rasa nyaman bagi ibu. Jangan khawatir bayi akan kesulitan bernafas dalam air ketika lahir. Seperti ungkap Dr. Rahman, ”Bayi tetap akan bernapas dalam air, karena masih terhubung ke plasenta atau ari/ari ibunya. Dia tidak akan mulai menggunakan paru-parunya sampai dia dibawa ke udara dan tali plasenta di potong”

Selain itu, selama dalam kandungan bayi berenang-renang dalam air ketuban rahim. Jadi tidak ada hal yang ditakutkan saat bayi lahir berada di dalam air. Medium air memudahkan transisi bayi dari rahim, berisi cairan ketuban, ke dunia luar.”Bayi akan lebih adaptif” lanjut dokter yang telah berpengalaman menangani persalinan Waterbirth ini.

Tingkat keberhasilan melahirkan dalam air lebih tinggi dibandingkan melahirkan di tempat tidur. Kendati tidak semua kasus persalinan bisa dilakukan dalam air. Seperti kasus ibu hamil yang menderita sakit asma atau yang memiliki tekanan darah tinggi.

Patut dicatat pula, tidak semua ibu hamil bisa melahirkan di air seperti misalnya kasus ibu hamil yang memiliki penyakit infeksi pada kelamin yang disebabkan bakteri atau virus seperti contoh Herpes Genitalis. Karena virus ini berada pada vagina atau jalan lahir, hingga saat bayi melewati jalan lahir ini bisa berakibat fatal pada bayi. Dalam kasus ini persalinan harus melalui operasi.

Disamping itu, syarat lain yang harus dipenuhi pada persalinan Waterbirth adalah calon pasien tidak memiliki kesempitan panggul dan pada saat persalinan ketuban tidak boleh pecah duluan. Apabila semua syarat ini dipenuhi melahirkan dengan Waterbirth bisa segera dilaksanakan. Teknik persalinan Waterbirth sendiri di Indonesia baru terdapat di tiga kota yaitu Bali, Jakarta dan Sragen. Walaupun merupakan metode persalinan baru, namun respon masyarakat Sragen terhadap cara ini cukup bagus.

Dengan berbagai inovasi dalam dunia kedokteran dewasa ini, melahirkan tanpa rasa sakit bukan suatu hal yang mustahil dan Waterbirth merupakan salah satu pilihan yang layak anda coba untuk kenyamanan persalinan anda.(Ryan)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger